Persiapan untuk pelaksanaan SKS di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar tahun 2019 dengan mengadakan In House Training atau pelatihan kepada semua guru untuk membekali wawasan dan pengetahuan tentang SKS. Meskipun regulasi dan panduan SKS cukup jelas, namun saat awal pelaksanaan SKS terdapat kendala dan masih meraba, sejauh mana keefektifan SKS di sekolah.
Para guru dituntut untuk menyusun Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) baik dalam bentuk modul ataupun e-modul. Penyusunan UKBM menuntut kreativitas dan inovasi guru agar peserta didik dapat terlayani dengan baik. UKBM berisi langkah-langkah pembelajaran mandiri disertai materi di dalamnya, dan tugas otomatis. Peserta didik juga dituntut untuk memahami materi pelajaran secara mandiri, karena dalam satu kelas ada tiga kategori, yakni kelompok lambat belajar, kelompok sedang / cukup, dan kelompok cepat belajar.
Pengelolaan PBM (Pelaksanaan Belajar Mengajar) yang heterogen dengan variasi peserta didik tersebut, tentu guru lebih ekstra dalam mengajar dan harus melayani semua peserta didik. SKS lebih menekankan pada belajar mandiri sesuai dengan UKBM yang memuat pencapaian KD (Kompetensi Dasar). Karena bersifat mandiri dan tidak klasikal, maka guru jarang menjelaskan sehingga peserta didik merasa kurang paham dengan materi. Berbeda bagi peserta didik yang tergolong belajar cepat mereka difasilitasi menjalani program studi selama 6 semester atau 2 tahun sehingga mereka merasa diuntungkan. Namun mendapatkan peserta didik yang belajar cepat sangat sulit hanya 0,2 persen dari semua kelas per-angkatan.
Secara psikologis peserta didik yang tergolong KBDR (Kelompok Belajar di atas Rata – rata) merasa kurang nyaman berkumpul dengan kakak kelas di semester 6, perlu kondisi mental yang kuat dan adaptif agar mereka tetap semangat belajar.
Tidak ada kesulitan tanpa ada jalan keluar, begitupun pelaksanaan SKS ini. Semua rintangan dan kendala dapat diatasi dengan baik. Perlu sinergis dari semua stake holder sekolah dan dukungan penuh dari kepala sekolah. Salah satu solusi yang diambil adalah pembentukan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) beranggotakan beberapa guru dan tim IT, yang berada di bawah garis koordinasi Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum. Tim inilah yang menyumbangkan ide kreatif, menyusun peraturan akademik, mengatur pelaksanaan SKS dengan sistematis, dan mencari jalan keluar setiap permasalahan.
Berikut ini tabel kendala dan solusi layanan SKS di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar :
No | Kendala | Alternatif Pemecahan Masalah |
1 | UKBM | a. Manfaatkan BTP (Buku Teks Pelajaran) sebagai bahan ajar utama
b. Pemberian motivasi dan latihan menyusun UKBM |
Pengelolaan PBM yang heterogen | a. Pemetaan Peserta didik KBDR sejawak awal Semester 2 (Dua)
b. Terdapat guru pengajar kelas regular dan guru KBDR c. Pemahaman materi diprioritaskan sejalan dengan ketuntasan d. Bagi Peserta didik yang tidak tuntas dalam satu semester diberikan kesempatan program Remedial e. Bagi Peserta didik yang tuntas maka diberikan materi Pengayaan |
|
Psikologis Peserta Didik dalam program SKS | a. Dukungan guru BK dalam memotivasi peserta didik dan mengasesmennya.
b. Tidak banyak tuntutan tugas terhadap peserta didik tapi ketuntasan tercapai sesuai target KD. c. Dukungan dari wali murid dalam pelaksanaan SKS |
Apapun kebijakan sekolah yang diimplementasikan bisa berjalan atau tidak, tergantung beberapa indikator yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan stake holder. Sebagaimana kebijakan pelaksanaan SKS di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar dari awal hingga saat ini, telah melalui proses yang panjang dan kerja keras. Bukan hal mudah sekolah menerapkan SKS tanpa disertai kemauan yang kuat dari semua unsur di sekolah.
Esensi SKS adalah melatih peserta didik belajar mandiri agar tercapai kreativitas, berkembang potensinya serta menguasai materi dengan baik. Peran guru sebagai fasilitator, melatih, membimbing, dan mengarahkan. SKS bukan belajar Sistem Kebut Semalam, tapi belajar dengan menggunakan Sistem Kredit Semester. Butuh perencanaan matang, pelaksanaan yang berlandaskan regulasi dan pedoman dari pemerintah, serta evaluasi yang baik.
Pada hakekatnya setiap implementasi kebijakan di sekolah tidak terlepas dari problematika, demikian pula penerapan SKS di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Problematika bukan penghalang menuju sukses, justru tantangan yang harus dipecahkan. Siapa yang menaklukkan tantangan maka akan sukses. Jangan takut memulai hal baru, karena hal baru sebagai wahana belajar dalam berinovasi dan berkarya. Terus maju pantang mundur, sukseskan program pemerintah dan sambut dengan baik lalu terapkan.
Pelaksanaan SKS di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar berjalan efektif, hal ini terbukti out put peserta didik yang menjalani program belajar selama 2 tahun diterima di perguruan tinggi negeri baik jalur SNMPTN maupun jalur SBMPTN. Semua kendala yang dialami dapat diatasi dengan dukungan semua pihak.